Analisa Mengenai Quantum Computing
Experimental
quantum computing without entanglement
B. P. Lanyon, M. Barbieri, M. P. Almeida and A. G. White
Department of Physics and Centre for Quantum Computer Technology,
University of Queensland, Brisbane 4072, Australia
B. P. Lanyon, M. Barbieri, M. P. Almeida and A. G. White
Department of Physics and Centre for Quantum Computer Technology,
University of Queensland, Brisbane 4072, Australia
A. QUANTUM
COMPUTING
Pada
tahun 1970-an pencetusan atau ide tentang komputer kuantum pertama kali muncul
oleh para fisikawan dan ilmuwan komputer, seperti Charles H. Bennett dari IBM,
Paul A. Benioff dari Argonne National Laboratory, Illinois, David Deutsch dari
University of Oxford, dan Richard P. Feynman dari California Institute of
Technology (Caltech).
Feynman
dari California Institute of Technology yang pertama kali mengajukan dan
menunjukkan model bahwa sebuah sistem kuantum dapat digunakan untuk melakukan
komputasi. Feynman juga menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat menjadi
simulator bagi fisika kuantum.
Pada
tahun 1985, Deutsch menyadari esensi dari komputasi oleh sebuah komputer
kuantum dan menunjukkan bahwa semua proses fisika, secara prinsipil, dapat
dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan demikian, komputer kuantum memiliki
kemampuan yang melebihi komputer klasik.
Pada
tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah algoritma yang memungkinkan penggunaan
komputer kuantum untuk memecahkan masalah faktorisasi dalam teori bilangan.
Sampai
saat ini, riset dan eksperimen pada bidang komputer kuantum masih terus
dilakukan di seluruh dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk memungkinkan
terwujudnya sebuah komputer yang memilki kemampuan yang luar biasa ini. Sejauh
ini, sebuah komputer kuantum yang telah dibangun hanya dapat mencapai kemampuan
untuk memfaktorkan dua digit bilangan. Komputer kuantum ini dibangun pada tahun
1998 di Los Alamos, Amerika Serikat, menggunakan NMR (Nuclear Magnetic
R`Esonance).
B. PEMBAHASAN
SINGKAT JURNAL
Entanglement secara luas diyakini terletak pada
keuntungan yang ditawarkan oleh sebuah komputer kuantum. Ini didukung oleh
penemuan bahwa negara komputer kuantum harus menghasilkan sejumlah besar
keterikatan untuk menawarkan kecepatan apapun di atas komputer klasik. Meskipun
model ini tidak dapat mengimplementasikan algoritma secara efisien namun dapat
memecahkan berbagai masalah penting yang signifikan bagi komunitas ilmiah. Di
sini kita eksperimental menerapkan kasus orde pertama dari algoritma DQC1 kunci
dan eksplisit ciri korelasi non-klasik yang dihasilkan.
Hasil menunjukkan bahwa sementara tidak ada keterikatan algoritma tidak
menimbulkan korelasi non-klasik lainnya, yang kita mengukur menggunakan
perselisihan-kuantum ukuran kuat korelasi non klasik yang mencakup keterikatan
sebagai subset. hasil kami menunjukkan bahwa perselisihan bisa menggantikan
keterikatan sebagai sumber daya yang diperlukan untuk kuantum komputasi
kecepatan-up. Selanjutnya, DQC1 jauh lebih sumber daya intensif daripada
komputasi kuantum universal dan implementasi kami di arsitektur scalable
mengarah pada model sebagai tujuan jangka pendek yang praktis.
Metode
Foton yang dihasilkan melalui parametrik
turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat:
Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6
kristal. Foton disaring oleh filter antar ference di 820 ± 1.5nm;
dikumpulkan menjadi dua serat optik single-mode; disuntikkan ke mode-ruang
bebas c dan r, dideteksi menggunakan serat-coupled foton tunggal menghitung
modul (D1-D2). Cnot yang dibutuhkan diimplementasikan menggunakan teknik
standar yang melibatkan gangguan non-klasik pada beamsplitter sebagian
polarisasi dan pengukuran proyektif [25, 26, 27].Untuk meningkatkan tingkat
count, kita mencapai keseimbangan yang benar dengan pre-biasing negara c
masukan [25, 26, 27]. Probabilitas keberhasilan algoritma adalah 1/12.
Interferometer quired ulang menggunakan pasangan kalsit balok displacer [28].
Setiap qubit berjalan melalui
polarisasi interferometer. Perbedaan jalan yang lebih besar dari foton
koherensi hasil panjang dalam sepenuhnya decohered-yaitu, qubit sepenuhnya
campuran-fotonik. Peneliti mengubah jalur berbeda- ence dengan memutar
satu kalsit balok displacer dari sepasang sekitar sumbu tegak lurus terhadap
bidang didefinisikan oleh dua jalur.
Semua bar error dihitung melalui
foton perhitungan ketidakpastian dijelaskan oleh statistik poissonian.
Peneliti menggunakan definisi standar untuk perhitungan χ2 berkurang,
memungkinkan untuk tiga derajat kebebasan (dalam implementasi kami kedua bagian
real dan imajiner dari jejak adalah fungsi trigonometri sederhana didefinisikan
oleh amplitudo, frekuensi dan phase, Eqn. 3).
C. HASIL
EKSPERIMEN
Entanglement merupakan suatu keterkaitan yang
secara meluas diyakini sebagai pusat dari komputer kuantum. Dengan
adanya Entanglement memberikan keuntungan dan lebih mudah digunakan
dalam pengaplikasiannya sehingga memberikan kecepatan yang tepat daripada kompouter
klasik. Namun, komputasi kuantum deterministic dengan satu qubit murni (DQC1)
dapat banyak menghasilkan jumlah marjinal belitan.
Adapun kekurangan dari
eksperimen Entanglement ini yaitu tidak dapat menggunakan sembarang
algortima. Pada eksperimen ini menerapkan kasus orde pertama dari algoritma
DQC1 kunsi dan eksplisit ciri korelasi non-klasik yang dihasilkan. Pada
pengujian ini, sementara dihasilkan bahwa jika tidak adanya algoritma maka
tidak akan menimbulkan korelasi non klasik. Hasil dari pengujian ini didapatkan
bahwa perbedaan yang terjadi dapat menggantikan entanglement sebagai
sumber daya intensif daripada komputasi kuantum universal dan implementasi
pengujian ini pada arsitektur skala yang lebih difokuskan pada model sebagai
tujuan jangka pendek yang praktis.
D. ANALISIS
KELEBIHAN & KEKURANGAN JURNAL ASING DENGAN JURNAL LOKAL
1.Jurnal
Asing
KELEBIHAN :
Penggunaan
bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional pun membuat jurnal luar
lebih mudah untuk di telaah, karena memungkinkan penelaah berasal dari banyak
Negara.
Abstrak
lebih jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui
hasil dari penelitian tersebut
Prosedur
penelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk dipahami.
kesimpulan
yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas
KEKURANGAN:
Tidak
mencantumkan kata kunci
2.Jurnal
Lokal
KELEBIHAN:
Cukup
jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang
didapatkan.
KEKURANGAN:
Tidak
ditulis dalam salah satu bahasa resmi perserikatan bangsa bangsa (PBB), seperti
Inggris, Perancis, Spanyol, Arab, dan Cina.
Jurnal-jurnal
ilmiaih yang terdapat di Indonesia masih memiliki kendala yang
dihadapi`terutama di kualitas dan pembiayaan penelitiannya.
E. HUBUNGAN
JURNAL DENGAN KOMPUTER KUANTUM
Quantum Computer atau Komputer Kuantum memanfaatkan
fenomena ‘aneh’ yang disebut sebagai superposisi. Dalam mekanika kuantum, suatu
partikel bisa berada dalam dua keadaan sekaligus. Inilah yang disebut keadaan
superposisi. Dalam komputer kuantum, selain 0 dan 1 dikenal pula superposisi
dari keduanya. Ini berarti keadaannya bisa berupa 0 dan 1, bukan hanya 0 atau 1
seperti di komputer digital biasa. Komputer kuantum tidak menggunakan Bits
tetapi QUBITS (Quantum Bits). Karena kemampuannya untuk berada di bermacam
keadaan (multiple states), komputer kuantum memiliki potensi untuk melaksanakan
berbagai perhitungan secara simultan sehingga jauh lebih cepat dari komputer
digital.
Komputer kuantum menggunakan partikel yang bisa berada
dalam dua keadaan sekaligus, misalnya atomatom yang pada saat yang sama berada
dalam keadaan tereksitasi dan tidak tereksitasi, atau foton (partikel cahaya)
yang berada di dua tempat berbeda pada saat bersamaan. Pada jurnal Experimental
quantum computing without entanglement menggunakan metode yang sama atau
kebanyakan orang pakai di komputer kuantum yaitu foton. Metode foton yang
digunakan dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci
Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz)
melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal.
F. KESIMPULAN
Entanglement
merupakan suatu keterkaitan yang secara meluas diyakini sebagai pusat dari
komputer kuantum. Dengan adanya Entanglement memberikan keuntungan
dan lebih mudah digunakan dalam pengaplikasiannya sehingga memberikan kecepatan
yang tepat daripada kompouter klasik.
Metode
yang digunakan adalah Foton yang dihasilkan melalui parametrik turun konversi
spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm
→ 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal.
Semua
bar error dihitung melalui foton perhitungan ketidakpastian dijelaskan oleh
statistik poissonian.
sumber :
http://arxiv.org/pdf/quant-ph/9708022